您的当前位置:首页 > 综合 > Industri Global Akan Pusing, China Mau Terapkan Sistem Pelacakan Magnet Tanah Jarang 正文
时间:2025-06-05 11:12:43 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - China dikabarkan mulai menerapkan sistem pelacakan baru untuk sektor magnet quickq快客官网
China dikabarkan mulai menerapkan sistem pelacakan baru untuk sektor magnet tanah jarang usai melakukan pembatasan ekspor terhadap komoditas terkait hingga mengguncang rantai pasok dan industri global.
Dilansir dari Reuters, Kamis (5/6), sistem pelacakan ini berlaku mulai pekan lalu dan mengharuskan produsen untuk menyerahkan informasi tambahan secara daring, termasuk volume perdagangan dan nama pelanggan.
Baca Juga: China Center di Poltekpar Bali Diyakini Perkuat SDM Pariwisata RI
Sistem ini diterapkan menyusul kebijakan ekspor terbaru yang mewajibkan izin khusus untuk tujuh unsur tanah jarang menengah hingga berat serta beberapa jenis magnet dari China. Hal tersebut telah menyebabkan gangguan signifikan pada rantai pasok, khususnya dalam sektor otomotif dan semikonduktor, dengan beberapa produsen mobil global terpaksa menghentikan lini produksi akibat habisnya cadangan material.
China sebelumnya telah mengumumkan rencana pelacakan produk tanah jarang secara menyeluruh pada Juni 2024. Namun tidak ada pembaruan hingga sistem ini tiba-tiba diberlakukan minggu lalu. Tingkat pengawasan tambahan ini mengindikasikan bahwa kontrol ekspor atas produk tanah jarang kemungkinan akan menjadi kebijakan jangka panjang.
Beijing juga dikabarkan ingin memiliki kontrol atas seluruh rantai produksi tanah jarang, bukan hanya magnet, dengan melakukan pelacakan terhadap komoditas itu untuk memperkuat kontrol atas sektor ini serta memberantas penyelundupan, penambangan ilegal, dan penghindaran pajak.
Baca Juga: China Ngaku Tetap Labeli 'Mobil Ramah Lingkungan' kepada Truk Pengeruk Batu Bara
Adapun langkah ini dikhawatirkan akan semakin memperburuk ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS). Meski demikian, sebelumnya ada harapan bahwa kontrol ekspor akan dilonggarkan sebagai bagian dari kesepakatan dagang.
3 Ikan yang Mengandung Omega 6, Bagus untuk Kesehatan Jantung2025-06-05 10:39
Menag Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Gaib Untuk Korban di Palestina2025-06-05 10:36
9 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Fungsi Otak, Bikin Lemot dan Pikun2025-06-05 10:31
Salat Jumat Terakhir di Masjid yang Dibangun Ahok, Anies: Mengesankan2025-06-05 09:47
Respons Partai Buruh Usai Kaesang Diam2025-06-05 09:33
Cegah Banjir Saat Hujan Lebat, Pemkot Jaktim Bangun Enam Saluran Penghubung2025-06-05 09:24
Anies Datang Melayat, Tangis Ibu Korban Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta Pecah2025-06-05 09:18
Sudah Bertemu Partai NasDem dan Demokrat, Kapan Giliran PKS? Anies Baswedan: Nanti Satu2025-06-05 08:58
Sering Dianggap Sama, Apa Beda Diet Intermittent Fasting dan OCD?2025-06-05 08:47
Perintah Tegas Kapolda Metro Jaya ke Anak Buah: Sikat Penjahat!2025-06-05 08:33
Support Festival Waduk Setu, PLN Siapkan Power Bank 250 kVA2025-06-05 11:07
Achsanul Qosasi Jadi Tersangka Korupsi BTS 4G Kominfo, Bagaimana Nasib Klub Madura United?2025-06-05 11:05
BPBD DKI: Banjir Jakarta di 68 RT Sudah Surut Senin Petang2025-06-05 10:54
Awas Keliru, 3 Kebiasaan Baik Ini Justru Bisa Merusak Imun2025-06-05 10:27
Pemotor Masuk Jalur Sepeda, Polantas: Kami Belum Berani Menindak...2025-06-05 10:21
Tips dari Pramugari Pilih Koper yang Tepat untuk Penerbangan2025-06-05 10:21
SBY Tak Ada di Struktur TKN Prabowo2025-06-05 09:40
Reaksi Baim Wong Kembali Diperiksa Polisi Kasus Prank Laporan KDRT: Jadi Panjang Gini2025-06-05 09:36
Pemotor Masuk Jalur Sepeda, Polantas: Kami Belum Berani Menindak...2025-06-05 08:58
Pasca Insiden Tembok Roboh, Proses KBM di MTsN 19 Jakarta Sementara Dialihkan ke MAN 112025-06-05 08:57